Guru Pembimbing
YM Dagpo Rinpoche, pembimbing utama KCI
Dikenali oleh His Holiness Dalai Lama XIII sebagai reinkarnasi dari Guru Dagpo Lama Rinpoche Jampel Lhundrup. Pada kehidupan lampau, beliau juga adalah Suvarnadvipa Dharmakirti, pemegang silsilah instruksi batin pencerahan (Bodhicitta) yang tinggal di Palembang pada masa kerajaan Sriwijaya pada abad 11 Masehi.Pada tahun 1960, Rinpoche diundang ke Perancis untuk mengajar bahasa dan kebudayaan Tibet di School of Oriental Studies di Paris. Beliau mengajar di lembaga tersebut selama 30 tahun.Hingga saat ini, Rinpoche menetap di Perancis dan mendirikan Dharma Centre yang telah tersebar di berbagai kota di berbagai negara seperti Perancis, Belanda, Malaysia, dan Indonesia. Sampai sekarang Beliau masih aktif mengajar di berbagai Center Beliau termasuk di Indonesia. Untuk Indonesia sendiri, Beliau telah aktif mengajar selama lebih dari 25 tahun.
YM Biksu Bhadraruci
Sebagai pencetus dan pendiri KCI, YM Biksu Bhadraruci Sthavira telah berkecimpung dalam pembinaan generasi muda sejak tahun 2001 dan bahkan jauh sebelumnya. Kebaikan hati dan keseriusan beliau telah menyalakan dan mempertahankan semangat murid-muridnya hingga kini KCI menjadi institusi yang siap melestarikan Sutra dan Tantra.Sekarang Beliau menjabat sebagai Maha Lekhanadikari SAGIN, Sekretaris Jendral KASI sekaligus juga Nayaka Sangha Tantrayana SAGIN.Merupakan pakar di bidang Buddhisme Indonesia, candi-candi Buddhis, arkeologi dan budaya tionghoa. Beliau pun berpartisipasi dalam berbagai seminar tentang hal-hal tersebut, baik di tingkat nasional ataupun internasional.Aktifitas Beliau mayoritas adalah mengajar di 9 Dharma Center cabang KCI sambil berkarya untuk guru Beliau dan pelestarian Buddha Dharma khususnya di Indonesia. Salah satu mimpi Beliau adalah agar Dharma dapat dialihbahasakan ke bahasa Indonesia juga bahasa-bahasa daerah.
Silsilah Guru Penahbis
HH Dalai Lama XIV Tenzin Gyatso
Yang Maha Suci Dalai Lama XIV Tenzin Gyatso adalah pemimpin spiritual rakyat Tibet, pemimpin politik pemerintahan Tibet dalam pengasingan (hingga tahun 2011), seorang guru besar Buddhisme Tibetan, kepala biara, penerima hadiah nobel perdamaian, dan banyak lagi peran Beliau; namun demikian, YMS Dalai Lama lebih sering menyebut dirinya sendiri sebagai seorang biksu Buddhis biasa. Terlepas dari bagaimana Beliau ‘menyederhanakan’ kualitas dirinya sendiri, dunia tak sanggup untuk mengatakan bahwa karya YMS Dalai Lama XIV adalah hal yang biasa. Sebagai biksu Buddhis, Beliau adalah panutan ideal umat Buddhis, awam maupun monastik, akan sebuah kesederhanaan dan kedisiplinan hidup seorang pertapa, contoh hidup welas asih universal untuk semua makhluk, dan sebuah manifestasi kedalaman praktek spiritual.
Sebagai seorang Guru Besar Buddhadharma, wawasan Beliau ibarat ensiklopedia dengan keterbukaan terhadap perkembangan dunia modern. Sejak pertengahan tahun 1980-an, Beliau memulai dialog multi-disiplin dengan para ilmuwan yang menginisiasi sebuah kolaborasi unik modern-tradisional dalam rangka membantu seseorang memperoleh kebahagiaan dalam batinnya.
Sebagai pemimpin politik (sekarang telah pensiun), YMS Dalai Lama menakjubkan dunia dengan pendekatan politik Beliau, demi kebebasan rakyat Tibet. Walau berhadapan dengan kekuatan komunis yang agresif dan luar-biasa brutal, Beliau tetap setia pada Buddhadharma, nilai kemanusiaan, dan non-kekerasan. Nobel Perdamaian tahun 1989 yang dianugerahkan kepada Beliau merupakan wujud pengakuan dunia terhadap sumbangsih besar YMS Dalai Lama. Beliau juga terus mempromosikan toleransi antar agama, dialog, dan demokratisasi selama pemerintahannya dalam pengungsian.
YMS Dalai Lama XIV Tenzin Gyatso sekarang berumur 85 tahun, dan menetap di Dharamsala negara bagian Himachal Pradesh yang juga dikenal sebagai ‘land of god / tanah dewata’, di India. Beliau masih aktif dalam studi-kontemplasi-dan meditasi, menahbiskan biarawan, mengajar, berdialog lintas agama, ilmu, dan keyakinan; tidak hanya di India atau Asia, tapi di berbagai benua, puluhan negara. Dengan cara demikian, Beliau senantiasa memberkahi dunia.
YM Khenzur Rinpoche Lobsang Tenpa
Khenzur Rinpoche Lobsang Tenpa adalah Pemimpin Biara Drepung (Drepung Tripa) sampai dengan sekarang, setelah sebelumnya menjadi Kepala Biara Drepung Gomang (satu dari tiga biara utama tadisi Gelug selain Ganden dan Sera). Khensur Lobsang Tenpa, lahir pada tahun 1938, di Amdo, provinsi Tibet Timur. Beliau menjalani kehidupan monasti sejak usia11 tahun di biara Taktsang Lhamo. Pada usia 18 tahun, Beliau pergi ke selatan Lhasa dan bergabung dengan Biara Drepung Gomang.
Pada tahun 1959, beliau melarikan diri dari Tibet mengikuti H. H. Dalai Lama ke India ketika Tiongkok melakukan invasi terhadap Tibet dan menetap di kemah transit selama 10 tahun. Pada tahun 1970, beliau memasuki Universitas Central Institute of Higher Studies di Varanasi dan mendapatkan gelar Acharya dengan hasil yang sempurna. Pada tahun 1973, beliau kembali ke Biara Drepung Gomang untuk mempelajari Abhidharma dan Vinaya. Dan lulus ujian geshe (setara doktoral) di mana beliau menempati posisi pertama mengungguli semua peserta dari ketiga biara besar.
Khenzur Rinpoche dipilih oleh H.H. Dalai Lama untuk menjadi kepala biara pada tahun 1989. Rinpoche telah memberikan pembabaran Dharma ke Tibet, Rusia dan Mongolia, serta ke Eropa. Beliau juga berkunjung ke Indonesia untuk mengajar Sangha Kadam Choeling Indonesia sekaligus memberikan penahbisan. Dengan pengakuan dan pencapaian beliau dalam doktrin Sutra dan Tantra Buddhis, Rinpoche menjadi inspirasi besar bagi para praktisi Dharma baik kalangan monastik maupun perumahtangga.
YM Geshe Yonten Gyatso
Geshe Yonten Gyatso lahir di Propinsi Amdo, Tibet, pada tahun 1932. Pada usia 7 tahun, beliau memasuki biara Bura Ngonpotang di Bura, dan ditahbiskan menjadi Bhiksu. Menjelang usia 17 tahun, Beliau melanjutkan studi Filsafat Buddhisme di Universitas Monastik Labrang Trashi Kyil, Propinsi Amdo. Tahun 1954, Beliau berangkat menuju Lhasa dan bergabung dengan Universitas Drepung Gomang, dan belajar di bawah Guru Besar Mongolia Geshe Ngawang Nyima. Setelah mengajar sekian lama di Biara Trashi Kyil, pada tahun 1995 beliau diundang ke Biara Drepung Gomang di Mundgod, India Selatan dan menetap di sana untuk mengajar. Geshe Yundun telah diundang ke manca negara untuk mengajar agama Buddha, di antaranya di Perancis, Amerika Serikat, Selandia Baru dan sekarang, di Indonesia.