top of page

Silsilah Mulasarvastivada

Silsilah Vinaya Mulasarvastivada adalah satu dari tiga silsilah Vinaya yang masih bertahan hingga saat ini, bersama dengan Dharmaguptaka dan Sautantrika (Theravada). Perkembangan pesat dari silsilah ini terutama di Tibet dan Cina pada abad 9 dan 8 masehi, dan menurut catatan ziarah Yijing di Sriwijaya pada abad ke-7, Vinaya Mulasarvastivada dianut secara luas di wilayah tersebut.  Dengan demikian, antara Indonesia dengan silsilah Vinaya ini sudah terjalin hubungan berumur ribuan tahun lamanya.

Silsilah Emas

Warisan Buddhadharma dari Nusantara

Pada abad 11 Masehi, Nusantara pada era pemerintahan Sriwijaya kedatangan Mahaguru Atisha Dipankara Srijnana, guru besar Biara Vikramasila dan Nalanda, 2 biara utama di India yang merupakan pusat peradaban Buddhisme dunia pada masa tersebut. Yang Mulia Atisha bersama 125 pengikut Beliau menempuh perjalanan laut selama 13 bulan, menuju Nusantara untuk berguru pada Yang Mulia Serlingpa Dharmakirti, terutama untuk memperoleh instruksi tentang Bodhicitta.

​

Seusai Yang Mulia Atisha berguru selama 12 tahun dari Lama Serlingpa, Beliau kembali ke India dan dari sana aktivitasnya meluas hingga ke dataran Tibet. Beliau diundang ke Tibet untuk memurnikan kembali Buddhisme yang sedang merosot. Di Tibet-lah, Beliau kemudian menggubah karya ‘Pelita Sang Jalan menuju Pencerahan’ (Bodhipathapradipa) dan dari sana memulai sebuah tradisi ajaran Lamrim (Tahapan Jalan) yang lestari hingga detik ini utamanya dalam aliran Gelugpa. Lamrim menginspirasi banyak orang karena mampu membimbing berbagai tingkatan dan kecenderungan makhluk yang berbeda dalam suatu tahapan jalan menuju pencerahan lengkap sempurna; dan menguak intisari dari ajaran yang paling subtil dalam suatu instruksi praktis. Karena alasan inilah, ajaran Lamrim bisa diterima dan diadopsi oleh berbagai aliran buddhisme di Tibet (Nyingma, Sakya, dan Kagyu). Dikatakan bahwa kualitas sang guru, bermanifestasi dalam karya muridnya; Yang Mulia Atisha dalam hal ini menampakkan kualitas Sang Guru Utama Beliau, Guru Serlingpa Dharmakirti melalui karya ajaran Beliau, Lamrim yang terentang selama ribuan tahun dari upaya studi, kontemplasi, dan meditasi oleh begitu banyak praktisi.

​

Dengan demikianlah, benang sejarah antara Nusantara Indonesia dengan Tibet terjalin melalui hubungan guru-murid Lama Serlingpa dan Yang Mulia Atisha. Dan kini, 1000 tahun sudah berlalu, Kadam Choeling Indonesia mendapatkan anugerah teramat besar, tersebab Yang Mulia Dagpo Rinpoche Jamphel Jampa Gyatso bersedia membimbing komunitas ini. Beliau diyakini oleh masyarakat Tibet sebagai reinkarnasi Yang Mulia Serlingpa Dharmakirti, sehingga tentu saja ini merupakan pertanda baik yang luar biasa akan awal kembalinya kejayaan suatu silsilah spiritual otentik yang bermula dari Indonesia, Silsilah Emas (Serlingpa).

Serlingpa Dharmakirti

Guru Atisha

bottom of page