Mewujudkan Aktivitas Bajik Melalui Puja Naga
Dalam filosofi Buddhis, ada banyak kisah tentang naga. Walaupun perkasa dan kaya, namun naga merupakan hewan yang sensitif dan mudah tersinggung. Pernah ada kisah seorang Biksu yang meludah sembarangan dan mengenai Raja Naga. Raja Naga begitu tersinggung dan bertekad untuk terus mencari dan mengganggu kehidupan biksu tersebut hingga berkehidupan-kehidupan selanjutnya.
Kisah lainnya, Beberapa menganggap mereka merupakan Bodhisattva - makhluk yang telah melintasi jalan spiritual untuk waktu yang lama dan mewujud sebagai Raja Naga untuk memberikan manfaat untuk makhluk hidup lain dan/atau untuk menjaga kitab suci yang tidak dimaksudkan untuk waktu sekarang ini. Namun dari sekian banyak kisah tentang naga, yang paling berkesan adalah perannya sebagai Sang Penjaga Kitab Suci.
Dikisahkan bahwa dalam suatu masa kehidupan Buddha Sakyamuni, Beliau pernah membabarkan Dharma di alam Naga. Setelah pembabaran Dharma dirampungkan, Raja Naga memohon kepada Buddha Sakyamuni untuk memberikan suatu cenderamata sebagai pengingat bahwa Buddha Sakyamuni pernah membabarkan Dharma di alam Naga. Buddha mengabulkan dan menyerahkan kitab-kitab mahayana untuk disimpan dan dijaga di alam Naga.
Di saat Arya Nagarjuna, seorang filsuf Buddhis terkemuka, sedang mengajar terlihat 3 pria gagah dan tampan duduk dibarisan paling belakang yang menarik perhatian Nagarjuna. Setelah selesai sesi pengajaran, ketiga pria ini tetap duduk di tempat mereka berada hingga mendapat kesempatan bertemu dan berbincang dengan Arya Nagarjuna. Disebutkan bahwa mereka merupakan putra dari Raja Naga yang sangat ingin belajar Dharma. Mereka mempunyai harta karun kitab-kitab di alam mereka namun mereka tidak dapat mempelajarinya. Oleh karena itu, setelah mereka puas mendengarkan pembabaran Dharma oleh Arya Nagarjuna, mereka mengundang Arya Nagarjuna ke alam naga untuk mengambil kitab-kitab kemudian dibawa dan diajarkan kembali ke alam manusia.
Melakukan puja Naga dapat meningkatkan hubungan kita dengan Naga sehingga dapat meningkatkan kekayaan, kesehatan dan kesuburan. Ditambah, kita mungkin mendapatkan cuaca yang lebih baik di daerah kita.
Hal inilah yang mendasari pada tanggal 16 November 2016, Sangha Kadam Choeling Indonesia mengadakan puja naga dalam proses pembangunan Biara di Malang. Puja Naga ini dilakukan guna memberkahi dimulainya proses pembangunan fisik beberapa elemen utama di dalam Biara Indonesia Gaden Syeydrub Nampar Gyelwei Ling, yaitu Hall Joglo dan Alun-Alun.
Pendirian Biara Indonesia Gaden Syeydrub Nampar Gyelwei Ling memiliki misi sebagai Pusat Studi Lamrim, 5 Teks Besar, dan Pusat Pendidikan Filsafat Buddhis sehingga dapat menghasilkan manusia-manusia agung yang bermanfaat bagi Alam Semesta, Bangsa, dan Negara.
Semoga biara ini dapat mengantar tanah Nusantara untuk kembali bisa melahirkan guru-guru berealisasi tinggi sebagaimana Guru Suwarnadwipa.
-HJW-