Berjuang Bersama Dalam Komunitas Di Akhir Tahun

“Jika kamu cukup beruntung menjalin koneksi dengan Je Tsongkhapa Yang Agung, sesuatu yang berbeda akan terjadi.”

Di penghujung tahun 2016 ini, Sangha Kadam Choeling Indonesia berkumpul bersama komunitas umat awam di Prasadha Jinarakkhita, Jakarta. Kadam Choeling Indonesia mempersembahkan pelita, melantunkan Gaden Lha Gyama, serta mengulang kembali Baris-Baris Pengalaman dalam rangka memperingati Gaden Ngachoe saat Je Tsongkhapa memasuki Nirvana.

Di hari yang baik tersebut, dimulai pula rangkaian kegiatan Indonesia Lamrim Retret (ILR) 2016 sebagai salah satu rangkaian tradisi tahunan Kadam Choeling Indonesia. ILR 2016 dibimbing oleh Y.M. Bhadraruci dengan mengulas Baris-Baris Pengalaman selama 10 hari. Baris-Baris Pengalaman merupakan salah satu karya Je Tsongkhapa (1357-1419 SM) yang didasarkan dari pengalaman Beliau mempelajari keseluruhan Ajaran Buddha. Teks akar yang digunakan merupakan Pelita Sang Jalan Menuju Pencerahan (Bodhipathapradipam) karya Y.M. Atisha Dipamkara (980-1054 SM) yang digubah terutama untuk memurnikan kembali Agama Buddha yang tercemar di Tibet saat itu. Dengan memberikan intisari Ajaran Sang Buddha yang terangkum dalam Pelita Sang Jalan, Y.M. Atisha berhasil memurnikan Ajaran dari hal-hal yang tidak murni.

Dengan menekankan poin-poin dalam Instruksi Guru Yang Berharga (Outline Lamrim), peserta diajak merenung besarnya nilai kebebasan kelahiran manusia yang berharga, betapa cepatnya kematian merenggut kelahiran berharga ini, besarnya kemungkinan kita terlahir di alam-alam rendah, penderitaan-penderitaan selama kita masih di samsara, dan berharganya Guru yang membantu kita dalam menapaki Sang Jalan. Dengan perenungan ini, diharapkan peserta tidak hanya menganggap Ajaran sebagai pengetahuan saja, namun juga dapat membawa Ajaran ini ke dalam batin sehingga transformasi batin dapat diraih.

Tradisi berkumpul bersama di akhir tahun untuk refleksi diri, menambah kebajikan, serta belajar dari Sang Guru, merupakan tradisi yang akan terus menerus dilestarikan oleh Kadam Choeling Indonesia. Dengan kebajikan kolektif ini, didedikasikan agar Ajaran Buddha bisa bertahan selamanya, bersemi di Bumi Nusantara, serta melahirkan Guru-guru Besar yang berkualitas.