AKTIVITAS VASSA SANGHA KADAM CHOELING INDONESIA
Sejak terbentuknya komunitas monastik secara lengkap di tahun 2010, belum pernah sekalipun anggota Sangha KCI melakukan kegiatan vassa di Indonesia. Tahun-tahun sebelumnya selalu menjalani vassa di Biara Dagpo Shedrup Ling di Kullu, India. Pada tahun ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah, Sangha KCI akan menunaikan Vassa perdana di tanah Pusdiklat selama 45 hari (7 Agustus – 20 September 2017).
Untuk mengisi masa Vassa tahun ini, berbagai aktivitas bajik dilakukan oleh Sangha KCI. Mulai dari aktivitas bajik yang dilakukan kolektif bersama-sama hingga aktivitas bajik yang dikumpulkan perorangan.
Aktivitas kolektif yang dilakukan di tanah Pusdiklat, seperti menghiasi Dinding Rumah Penyimpanan Stupa, kerja bakti, Puja bersama, membersihkan aula, dan lain sebagainya, dilakukan tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri, namun dilakukan teruntuk kelangsungan BuddhaDharma secara umum dan kebaikan semua makhluk, terutama umur panjang guru-guru.
Aktivitas menghias dinding rumah penyimpanan stupa misalnya, telah digulirkan oleh Pusdiklat Jina Putra Tushitavijaya (nama sanskrit dari Indonesia Gaden Syeydrub Nampar Gyelwei Ling) sejak 2015 dengan memulai sebuah proyek pembuatan 100.000 Stupa yang didedikasikan untuk umur panjang Guru-Guru, khususnya Y.M. Dagpo Rinpoche.
Saat ini, target sudah tercapai separuh. 50.000 lebih stupa telah berhasil dibuat. Dan rumah penyimpanan stupa pun sudah rampung tiga buah, yang diestimasikan akan mampu untuk menampung sekitar 30.000 stupa.
Para biksu Sangha Kadam Choeling Indonesia yang sedang ber-vassa di Pusdiklat membantu mengerjakan bagian dalam Dinding rumah penyimpanan stupa. Dinding ini akan dihiasi dan sekaligus diberkahi oleh para Guru, Buddha, Bodhisatwa, khususnya Long Life Deities, dan juga para Pelindung Dharma.
Untuk menyempurnakan praktik pribadi, aktivitas dengan mengambil komitmen proyek tertentu juga dilakukan untuk memanfaatkan kelahiran manusia yang berharga ini. Proyek-proyek seperti: membaca dan merenung lamrim, serta menghapal teks menjadi pilihan karena dapat mengumpulkan kebajikan besar serta melatih batin dalam mengikis kilesa-kilesa yang mungkin muncul.
Dengan mempergunakan waktu semaksimal mungkin untuk mawas diri dan mengumpulkan kebajikan, semoga aktivitas-aktivitas ini dapat menyenangkan hati para guru agar BuddhaDharma bisa lestari kembali di bumi nusantara.