top of page

Praktik Terunggul Memperoleh Kebahagiaan

Tujuan utama semua makhluk hidup adalah memperoleh kebahagiaan. Seluruh bentuk kebahagiaan yang kita peroleh baik saat ini maupun yang telah kita peroleh di masa-masa lampau tidak datang begitu saja. Setiap bentuk kebahagiaan tersebut dapat kita peroleh dengan menciptakan sebab-sebab kebahagiaan dan menghilangkan sebab-sebab penderitaan. Untuk memperoleh kebahagiaan di saat ini dan masa depan kelak, kita perlu menciptakan kembali sebab-sebab kebahagiaan dan menghilangkan sebab-sebab penderitaan tersebut.


Sesuai dengan sifat hukum karma bahwa sebab baik akan menghasilkan hasil yang baik dan sebab buruk akan menghasilkan hasil yang buruk, maka sebab-sebab kebahagiaan dapat kita peroleh dengan menghimpun kebajikan. Selanjutnya, sebab-sebab penderitaan dapat kita hilangkan dengan jalan mengikis sifat buruk yang kita miliki. Sifat buruk ini, dalam Buddhisme, kita kenal dengan klesha / kekotoran batin.


Meskipun keduanya, mengumpulkan kebajikan dan mengikis klesha, memerlukan upaya besar dan sulit untuk dilakukan, mengikis klesha dirasa lebih sulit dibandingkan dengan menghimpun kebajikan. Hal ini dikarenakan klesha perlu dihilangkan setahap demi setahap karena sifatnya yang sangat sukar untuk dikikis. Jika dianalogikan, klesha dilambangkan sebagai minyak yang membandel pada kain putih. Kita perlu berkali-kali mencuci kain tersebut untuk menghilangkan minyak tersebut.


Berbagai usaha dipraktekkan oleh para praktisi Buddhis untuk mengikis klesha, seperti melakukan purifikasi, belajar, merenung, meditasi, hingga melakukan beberapa ritual khusus tertentu. Namun, di antara semua upaya ini ada upaya yang terpenting untuk mengikis klesha. Upaya apakah itu? Belajar.

Konseptualisasi ketiga loka

Dinyatakan sebagai halangan-halangan kognitif,

Sedangkan konseptualisasi semacam kekikiran dan sejenisnya

Dinyatakan sebagai halangan-halangan klesha.


Hanya prajna adalah penyebab

Lenyapnya mereka, tiada yang lain,

Maka prajna adalah yang tertinggi.

Belajar adalah dasarnya.

Maka belajar adalah yang terunggul.


-Yang Mulia Buddha Maitreya dalam Uttara Tantra-


Sesuai dengan kutipan di atas, konsep pemikiran makhluk yang masih ada di tiga alam terhalang oleh halangan kognitif, halangan yang berkaitan dengan logika, akal, dan cara berpikir. Pemikiran yang salah diakibatkan karena halangan kognitif ini diwarnai oleh klesha. Maka, secara tidak langsung dinyatakan bahwa sumber klesha adalah halangan kognitif.


Satu-satunya cara untuk melenyapkan halangan kognitif tersebut adalah hanyalah dengan menghidupkan prajna (kebijaksanaan) dalam batin kita. Prajna ini hanya dapat tumbuh dalam batin kita jika kita belajar secara mendalam dan terus menerus. Untuk itu, belajar adalah yang terunggul dalam upaya menghilangkan klesha.


Untuk mengatasi halangan utama klesha memang bukanlah hal yang mudah. Belajar menjadi proses yang sulit dan kita pun mungkin akan tidak sabar dan berkecil hati. Namun, Guru Shantideva tetap menganjurkan kita untuk tetap giat belajar tanpa berkecil hati karena jika kita menyerah dan benar-benar tidak belajar, maka kita benar-benar tidak mengetahui cara untuk membersihkan klesha untuk mencapai kebijaksanaan tertinggi.


Dengan ketidaksabaran, Anda menjadi kecil hati dan tidak dapat tabah, sehingga kegigihan Anda dalam belajar, dsb., menurun.

Dan tanpa belajar, Anda tidak mengetahui cara untuk dhyana ataupun untuk membersihkan klesha-klesha.

Oleh karena itu, tanpa berkecil hati, belajarlah.


-Guru Shantideva dalam Siksa-samuccaya-


Mengingat hal tersebut, maka Sangha Monastik Kadam Choeling Indonesia menjalankan latihannya dilandaskan pada upaya belajar secara mendalam dan terus menerus. Sangha Monastik KCI mempelajari 5 teks besar, yaitu Pramana Vartikka, Prajnaparamita, Madhyamika, Vinaya, dan Abhidharmakosha. Selain 5 teks besar ini, Sangha monastik KCI juga mempelajari berbagai teks lain untuk memperkaya pemahaman mereka akan Buddhisme. Nantinya pemahaman-pemahaman hasil belajar ini akan direnungkan dan kemudian dimeditasikan agar membawa transformasi di dalam batin. Sangha monastik KCI juga turut aktif merefleksikan hasil pembelajaran mereka melalui debat dialektika.

Featured Posts
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Recent Posts
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
Archive
Search By Tags
No tags yet.
bottom of page